Jumat, 12 Agustus 2011

Percayalah

Jam tanganku menunjukkan pukul 13.30 wib.

Saatnya aku dan teman-temanku bergegas untuk pulang dari tempat yang tidak asing lagi bagi kehidupanku. Tapi entah kenapa bell sekolahku tidak ada tanda-tanda untuk berdering, bersuara atau apapun itu dan mengajak aku dan seisi sekolah untuk pulang. Oh shittt! aku lupa hari ini sedang ada acara disekolahku setelah pulang sekolah ini, aku benci, sangat benci masih harus menginjakkan kaki di tempat ini. Guru yang telah mengajar ku tadi, langsung keluar saat jam sudah menunjukkan pukul 13.45 WIB walaupun tidak ada bunyi bell sekalipun. Kami selaku muridnya disuruh tetap dikelas sampai wali kelasku datang. Jujur, aku anaknya tidak suka membuat onar, mencari perhatian siapapun ataupun gampang bergaul dengan orang-orang. Aku cukup mempunyai teman sekaligus sahabat hanya 1, aku tidak mau lebih. Layaknya waktu smpku sangat kelam benar-benar kelam, aku tidak mau itu terulang. Semakin banyak orang disekelilingku, semakin banyak orang yang membuatku sakit hati. itu pasti. Hingga akhirnya aku pindah ke sini, aku tidak mau mengusik masa lalu-ku yang gelap itu. Aku tidak mau mengingat yang lalu-lalu cukup membuatku menjadi seperti orang yang tak punya dosa, sombong, angkuh. Lebih baik sekarang aku melihat kedepan, melihat apapun yang terjadi dan berusaha memperbaiki semua yang telah ku rusak waktu dulu. 

***

"Hey??lo kenapa si?" lambaian tangan Syira membuyarkan lamunanku. "he?gapapa kok, kita kenapa sih belum boleh pulang?" tanyaku. "katanya sih ada pidato dari kepala sekolah baru" "Kenapa engga tadi pagi?gue pengen cepet pulang" geramku. Syira...Syira Annamairah dialah sahabatku, temanku yang kukenal sejak SMA ini, teman yang pengertian sekali, cantik dan pintar. Entah kenapa dia memilihku sebagai sahabatnya padahal banyak diluar sana yang mengejar dia, untuk menjadi teman bermain dan sebagai pacar. "Ya gue gatau juga sih hehehe" "Bikin bete aja tau gak" sahutku. Seluruh penjuru sekolah di suruh untuk berbaris per-kelas. Aku berdiri tepat di belakang Syira, Sungguh aku sangat sangat tidak mood hari ini, ya sebenarnya setiap hari aku memang tidak mempunyai mood yang baik tapi.........seseorang membuatku terusik, membuatku menjadi ingin terus dilapangan ini mungkin sampai besok?ya tidak seperti itu juga. tapi sungguh dia membuat jantungku berdebar lebih kencang 100x dari biasanya. Matanya indah, Alisnya tegas dan membuat aku tidak bisa berpaling sedikitpun. Wajahnya ceria sekali, ingin aku tersenyum padanya, tapi buat apa?toh dia tidak mengenalku sama sekali entar dia mengira aku gila atau bagaimana, lagipula disekolah ini aku termasuk orang yang sangat dingin, dan banyak dihindari orang karena mulutku sangat pedas. Ya aku berubah sewaktu SMP, sewaktu aku masih di jakarta bukan di Medan aku tidak seperti ini aku sangat berbeda 180 derajat. Sesuatu hal yang tidak bisa dikatakan itu membuatku menjadi orang yang dingin dan tidak mau bergaul dengan siapapun, kecuali Syira. Syira lah teman terbaikku sungguh. 

***

".....Aku pulang" akhirnya aku pulang, dan melemparkan diriku ke atas tempat tidur. Sama, dirumah ini sangat hening, tak ada satupun suara yang menyaut. tidak ada yang membalas sapaanku seperti "gimana sekolahmu tadi?" "Udah belajar apa Nak?" apapun itu. di sini aku hanya di temani satu orang pembantu dan supir.  mereka yang mengisi hari-hariku mereka yang menanyakan bagaimana keadaanku bukan orangtuaku. Entah apa yang orangtua ku pikirkan, mereka hanya bergelut dengan bisnis, uang dan uang hingga anak semata wayangnya ini tidak dipedulikan, mereka hanya peduli sewaktu aku sedang kritis, sewaktu dulu dua tahun yang lalu sewaktu aku direhab. Iya, dulu aku pemakai, pemakai narkoba. Gelap bukan? seorang bocah berumur 13 tahun kritis akibat memakai narkoba. Ya aku tidak pernah menyangka bakal seperti ini, hingga akhirnya aku dipindahkan ke Medan dan selama setahun aku direhab. 


*bersambung*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar